Pemerintah Ajak Jepang Investasi di 3 Proyek Hulu Migas
HomeBeritaEnergiEnergi Pemerintah Ajak Jepang Investasi di 3 Proyek Hulu Migas Ego mengundang agar investor Jepang bisa berinvestasi di proyek migas yang tengah be…
- Home
- Berita
- Energi
Energi
Pemerintah Ajak Jepang Investasi di 3 Proyek Hulu Migas Ego mengundang agar investor Jepang bisa berinvestasi di proyek migas yang tengah berjalan seperti Jambaran Tiung Biru, Tangguh dan Masela.
Pemerintah mengajak investor Jepang untuk berinvestasi di tiga proyek hulu minyak dan gas (migas) Indonesia. Hal ini diungkapkan Direktur Jender al Migas Ego Syahrial ketika menjadi pembicara dalam acara JOGMEC Techno Forum 2017 yang diprakarsai Jepang Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC) dan Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) di Palace Hotel Tokyo, Jepang, Selasa (28/11).
Pada kesempatan itu, Ego mengundang agar investor Jepang bisa berinvestasi di proyek migas yang tengah berjalan seperti Jambaran Tiung Biru, Tangguh dan Masela. Total investasi yang dibutuhkan untuk setiap proyek bervariasi dari US$ 55 juta sampai US$ 16 miliar.
Daftar newsletter Katadata sekarang! Dapatkan berita terbaru pilihan kami melalui email Anda setiap hari (Senin - Jumat). Saya setuju untuk menerima promosi dari produk & layanan Katadata.âPemerintah Indonesia mengundang investor untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek tersebut. Dan menyambut baik dukungan investor dari sisi teknologi, mengingat proyek-proyek tersebut sangat menantang dan memerlukan teknologi tinggi,â kata dia dikutip dari website Direktorat Jenderal Migas, Selasa (28/11).
Peluang investasi lainnya di sektor hulu menurut Ego adalah penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR). Apalagi beberapa lapangan tua di Indonesia telah menjadi proyek percontohan atau studi dalam menerapkan Enhanced Oil Recovery (EOR)/ Improved Oil Recovery (IOR). Teknologi ini diharapkan bisa meningkatkan produksi minyak nasional.
Menurut Ego, investor Jepang juga memiliki peluang i nvestasi di pengembangan hulu migas. Ini karena masih banyak cekungan migas yang belum dikembangkan karena biaya dan risikonya tinggi.
Potensi itu terlihat dari dari total 128 cekungan, baru 40% yang telah dieksplorasi dan eksploitasi. Padahal Pemerintah Indonesia sangat serius melakukan eksplorasi di wilayah timur Indonesia yang sebagian besar terletak di laut dalam dan lepas pantai.
Indonesia juga memiliki cadangan migas non konvensional yang cukup besar dan potensial untuk dikembangkan yaitu Coal Bed Methane sebesar 453 TCF dan Shale Gas 574 TCF. âBanyak peluang investasi dalam pengembangan hulu migas di Indonesia,â ujar dia.
Dalam kesempatan itu, Ego juga menjelaskan mengenai skema bagi hasil gross split yang diterapkan sejak 2017. Tujuan utama skema gross split adalah menarik investor untuk berinvestasi di hulu migas di Indonesia karena sistem pengadaannya lebih sederhana dan efisien. Kontraktor bisa mengatur biaya secar a mandiri.
Selain hulu, Ego juga menawarkan investasi di sektor hilir. Dari sisi hilir, Indonesia berencana membangun kilang minyak baru dan peningkatan kapasitas kilang eksisting. Selain itu juga dikembangkan kilang minyak mini untuk mengakomodasi produksi dari kilang minyak marjinal.
Pemerintah memperkirakan kilang minyak mini akan mendorong pertumbuhan ekonomi baik di daerah maupun nasional. Kapasitas kilang minyak mini adalah 20.000 barel. âKami memiliki delapan klaster yang berada di Sumatera, Kalimantan dan Maluku,â ujar Ego.
Ego juga menyinggung mengenai komitmen Pemerintah untuk membangun infrastruktur migas. Indonesia akan membangun virtual pipeline di empat klasteryaitu Papua, Maluku, Nusa Tenggara dan Natuna. Pengelompokan ini untuk mengalirkan listrik di wilayah timur Indonesia.
Salah satu contoh sukses virtual pipeline adalah FSU Benoa d Bali sebagai mini gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG pertama untuk pemba ngkit listrik. Dengan fasilitas ini, LNG dari Kalimantan dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di Bali.
(Baca: Pemerintah Kembangkan Jalur Distribusi Virtual Gas di 4 Wilayah)
âKami menawarkan lebih banyak kesempatan di pasar domestik kita, terutama mengenai pengadaan fasilitas yang tidak tersedia atau sangat terbatas di pasar domestik. Di antaranya seperti jack up rig, jack up barge, self drilling unit, rig semi-submersible, deep water bor kapal dan juga floating production storage dan offloading,â kata Ego.
Artikel Terkait Kementerian ESDM Tetapkan Formula Baru Minyak Banyu Urip Keputusan itu menyebutkan formula Minyak Mentah Banyu Urip adalah ICP Arjuna plus US$5,50 per bareI pada titik serah fasilitas di FSO Gagak Rimang. SKK Migas Beri Peluang UKM Ikut Proyek Hulu Migas Beberapa jenis pekerjaan bagi penyedia barang/jasa di daerah antara lain, sewa kendaraan, penanganan dan pe ngolahan limbah. Menteri Rini Ungkap Alasan Pilih Nicke Jadi Direktur SDM Pertamina âDi PLN, Nicke sudah melalui pengalaman yang cukup baik, dalam arti performance-nya sangat baik,â ujar Rini.Berita Terpopuler
Nasional Golkar Kian Panas, Ical Waspadai Perpecahan Partai DPP akan mengumpulkan pimpinan daerah menjelaskan keputusan pleno yang mempertahankan Setya Novanto ... Bisnis Omzet Airbnb di Indonesia Tembus Rp 1 Triliun, Pengusaha Hotel Gerah Airbnb memungut biaya 3% dari tarif sewa, sisanya masuk ke kantong pemilik properti. Transportasi Program OK-OTrip Rp 5.000 Anies-Sandi Tak Termasuk KRL, LRT, MRT Program pukul rata tarif transportasi Rp 5.000 tersebut baru mencakup angkutan darat dengan trayek s ... Nasional Setya Novanto Ajukan 8 Saksi Meringankan untuk Diperiksa KPK Otto Hasibuan mengatakan KUHAP mengatur hak tersangka untuk mengajukan saksi atau ahli guna memberik ... Energi Sierra Nusa Gas Siap Ramaikan Bisnis Elpiji di Indonesia Harga per tabung untuk 4,5 kg sampai ke konsumen akhir yakni Rp 25.500, 8 kg sebesar Rp 56.000, 15 k ...Opini
Kishore Mahbubani

Sistem Pendidikan Perlu Adaptasi dengan Disrupsi Teknologi
Irvan Rahardjo
Setahun Restrukturisasi AJB Bumiputera Masih Jalan di Tempat
Sampe L. Purba
Mematut Potensi India, Pasar Raksasa Gas Dunia
Ignatius Haryanto
Kolaborasi, Solusi Menghadapi Disrupsi Industri Media
Rini Mariani Soemarno

BUMN Harus Mengerjakan Proyek yang Tak Diminati Swasta
Baca juga







Tidak ada komentar